GROBOGAN, TVKU – Perajin batik kelompok usaha pedesaan, di Desa Pakis, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan mengeluh. Musim hujan yang tak kunjung reda sejak desember lalu, menyebabkan produksi mereka menurun tajam. Jika kondisi cuaca normal, pengrajin bisa menghasilkan 250 lembar batik tulis jadi. Namun pada musim penghujan dengan cuaca yang ekstrim pada tahun ini, jumlah produksi batik mereka turun. Sejak desember lalu produksinya terus menurun, hingga bulan maret hanya mampu memproduksi 80 hingga 100 lembar batik jadi saja. Hal itu di sebabkan kondisi cuaca yang lembab karena musim penghujan. Sehingga proses pewarnaan an penjemuran kurang baik, bahkan banyak warna batik yang rusak. Sehingga perajin batik pun merugi.
Tempat proses produksi yang pas pasan, dan peralatan yang seadanya, menjadi salah satu kendala jika musim penghujan. Kus mengaku meski mrugi namun dirinya tetap memproduksi. Karena agar para tetangga warga sekitar dapat tetap bekerja dan meendapatkan penghasilan, meski hanya sedikit, di sesuaikan dengan hasil penjualan.
Kus hanya bisa pasrah dengan berharap cuaca eksrim segera berganti. Agar produksi dan penjualan batiknya bisa kembali normal.
Tempat proses produksi yang pas pasan, dan peralatan yang seadanya, menjadi salah satu kendala jika musim penghujan. Kus mengaku meski mrugi namun dirinya tetap memproduksi. Karena agar para tetangga warga sekitar dapat tetap bekerja dan meendapatkan penghasilan, meski hanya sedikit, di sesuaikan dengan hasil penjualan.
Kus hanya bisa pasrah dengan berharap cuaca eksrim segera berganti. Agar produksi dan penjualan batiknya bisa kembali normal. ">